Lima Kandidat Kuat Kapten Timnas Indonesia di Piala AFF 2016

Mengenakan ban kapten Tim Nasional Indonesia tentunya menjadi impian besar bagi seluruh pesepakbola Tanah Air. Meski masih disibukkan proses seleksi, nama-nama yang akan dibawa pelatih Alfred Riedl saat gelaran Piala AFF 2016 nanti sudah mulai mengerucut kepada beberapa sosok. Kali ini Bolanesia.id akan menjabarkan sekitar nama lima pemain yang pantas memimpin garda Merah-Putih dilihat dari segi jam terbang, karakter kepemimpinan dan skill individual di atas lapangan.

1. Boaz Solossa

Jam Terbang:

-Mengenakan seragam Merah-Putih sejak 2003 saat membela Indonesia U-17 membuat Boaz sudah banyak makan asam garam di kancah persepakbolaan Tanah Air baik nasional maupun internasional. Dirinya bergabung ke tim senior asuhan Peter Withe saat gelaran Kualifikasi Piala Dunia 2016 tepatnya 12 Oktober 2004. Gol pertamanya pun ia cetak kala menghadapi Laos pada 9 Desember saat menghajar Laos (6-0) di ajang Piala AFF 2004 dimana saat ikut masuk komposisi tim meski usianya baru menginjak 18 tahun.

Karakter Kepemimpinan:

-Secara karakter kepemimpinan, nama Boaz tentu tidak perlu diragukan lagi, terbukti walau sempat hijrah ke Timor Leste, pemain asal Sorong, Papua itu langsung kembali mengenakan ban kapten Persipura pada gelaran TSC 2016 dimana pertama kali ia mengenakannya saat 2010. Pada 2011, mantan pelatih timnas Merah-Putih yakni Rahmad Darmawan yang juga merupakan eks juru taktik Boaz di Persipura bahkan menyebut pemain dengan nomor punggung 86 itu tidak hanya seorang pemimpin tetapi juga seniman sepak bola.

Skill Individual:

Banyak pengamat sepak bola menilai Boaz adalah salah satu dari pemain cerdas yang dimiliki Indonesia selain Bambang Pamungkas ataupun Widodo Cahyono Putro. Skillnya sangat khas merupakan bakat alam dari Indonesia Timur yang merupakan gabungan teknik, fisik dan kecepatan di atas rata-rata. Kaki kiri merupakan andalan dari Boaz untuk memperlihatkam kualitasnya di atas lapangan yang kerapkali menyulitkan barisan pemain lawan membaca permainannya ditambah eksekusi bola mati yang kerap menjadi andalan pria dengan sapaan akrab Bochi tersebut.

2. Irfan Bachdim

Jam Terbang:

-Mengenal nama Irfan Bachdim, memori kita akan tertuju pada momen Piala AFF 2010. Saat itu pemain yang mempunyai darah Belanda itu menarik perhatian lewat penampilannya yang menawan di atas lapangan ditambah usia muda juga wajah rupawan. Dibanding rekan-rekannya di skuat Merah-Putih, jam terbang bomber berpostur 174 cm itu bisa dikatakan satu level di atas lebih tinggi. Seperti diketahui, suami dari Jennifer Kurniawan itu kini merumput Divisi 2 Liga Jepang (J2-League) bersama Consadole Sapporo.

Karakter Kepemimpinan:

-Di usianya yang sudah menginjak 28 tahun, karakter Irfan bisa dikatakan sudah cukup matang sebagai seorang pesepakbola. Sejak Piala AFF 2010 dimana usianya saat itu masih terbilang muda, penyerang kelahiran Amsterdam, Belanda itu pun sudah mengenal baik sosok pelatih Alfred Riedl sehingga dengan mudah mampu menjadi “penyambung lidah” sang juru taktik untuk rekan-rekannya di atas lapangan. Bentuk kepercayaan pun diberikan Riedl saat memberikan Irfan dua kali kesempatan mengikuti proses seleksi timnas Merah-Putih.

Skill Individual

-Irfan bisa disebut tipe penyerang yang dibutuhkan di lini depan timnas Indonesia setelah era Bambang Pamungkas berakhir. Meski bukan sebagai pemain bertipe pembunuh dengan skill menawan, daya kreativitas pemain binaan klub Belanda, FC Utrecht tersebut justru sangat ampuh untuk membuka ruang bagi rekan-rekannya menyelesaikan peluang di depan gawang lawan. Visi bermainnya saat ditempa di kancah persepakbolaan Jepang juga menjadi nilai lebih yang diharapkan Alfred Riedl mampu memberi sumbangsih besar untuk skuat Merah-Putih.

3. Kurnia Meiga

Jam Terbang:

-Kurnia Meiga adalah produk dari program pembinaan sepak bola usai muda di Indonesia yang terbilang cukup sukses. Tumbuh dari Diklat Ragunan, kiper asal Jakarta itu sudah mengenakan seragam Merah-Putih sejak membela Indonesia U-19 pada 2007. Lambat laun, penjaga gawang Arema Cronus itu pun mulai menunjukkan pengaruh besarnya kala menjabat ban kapten timnas Indonesia U-23 saat gelaran Sea Games 2011 dimana saat itu mampu meraih posisi runner-up.

Karakter Kepemipinan:

-Meski terbilang muda, karakter adik dari Achmad Kurniawan (kiper ketiga Arema Cronus) sudah terbentuk dari jenjang karir yang ia lakoni. Tak heran saat berada di bawah mistar gawang, dirinya kerap menjadi komando terakhir untuk rekan-rekannya di barisan pertahanan. Sifatnya yang keras dan disiplin pun menjadi nilai tambah dirinya sehingga dihormati kawan maupun lawan serta mentalnya yang sudah teruji lewat pembinaan dari pelatih-pelatih sekelas Rahmad Darmawan, Alfred Riedl hingga Rene Alberts.

Skill Individual:

-Dengan tinggi mencapai 190 cm, Kurnia Meiga bisa dikatakan sosok ideal untuk menjaga gawang timnas Indonesia di pentas-pentas internasional. Kepiawainnya berduel di udara dengan pemain lawan serta jangkauan tangkapan dan refleknya yang cukup sigap setidaknya pernah membuat penyerang timnas Belanda sekelas Robin van Persie sempat dibuat gigit jari. Jago dalam adu tendangan penalti pun menjadi nilai tambah sang kiper yang bisa menumbuhka kepercayaan diri untuk rekan-rekannya.

4. Andik Vermansah

Jam Terbang:

-Nama Andik Vermansah meledak saat membela timnas Indonesia U-23 di gelaran Sea Games 2011. Bersama skuat Merah-Putih, pemain didikan Persebaya Surabaya itu kian mengkilap hingga tembus ke level senior saat momen Piala AFF 2012 dimana saat itu diwarnai dualisme kompetisi di Tanah Air. Secara jam terbang, pria asli Jember itu justru mendapatkannya sejak membela klub Malaysia, Selangor FA dari 2013 hingga sekarang.

Karakter Kepemimpinan:

-Andik tipikal pemain sepak bola khas Jawa Timur yang terkenal dengan karakter keras di atas lapangan. Hal tersebut terbawa dengan psikologis sang pemain yang memang sudah mengawali karirnya sebagai pesepakbola dari hingga harus hijrah dari kampung halamannya, Jember saat usia 17 tahun untuk membela Persebaya. Dirinya juga pernah menjadi kapten timnas Indonesia U21, U22, dan U23 hingga yang terakhir di klubnya saat ini, Selangor FA.

Skill Individual

-Andik bisa dikatakan adalah puzzle hilang yang dicari Riedl selama berkarir menangani timnas Indonesia. Seperti diketahui, kualitas sang pemain dengan kecepatan, stamina serta visi permainan ke depan mampu menjadi sosok pembeda di atas lapangan. Tentunya nilai lebih tersebut menjadi patokan bahwa pemain yang mengidolakan Cristiano Ronaldo  itu menjadi alasan pelatih dari tim manapun rela membiarkan nya bebas bereksprimen di atas lapangan.

5. Evan Dimas Darmono

-Evan Dimas menjadi fenomena baru di sepak bola Indonesia saat dirinya sukses menjadi kapten tim serya membawa Garuda Jaya asuhan Indra Sjafri meraih Piala AFF U-19 pada 2013. Sejurus waktu, pemain Bhayangkara Surabaya United itu pun turut dipanggil Alfred Riedl untuk masuk skuat senior pada ajang Piala AFF 2014 ditambah torehan satu gol yang ia miliki saat laga terakhir kontra Laos.

-Di timnas Indonesia asuhan Alfred Riedl ada sekitar tiga sampai empat pemain jebolan Garuda Jaya yang seangkatan dengan Evan Dimas. Generasi-generasi emas dunia kulit bundar Tanah Air tersebut tentunya masih mendapatkan feeling akan jiwa kepemimpinan yang dimiliki pemain didikan Persebaya Surabaya tersebut. Ditambah faktor pengalamannya saat menimba ilmu kepelatihan di Spanyol tentunya menjadi salah satu nilai lebih gelandang kelahiran 13 Maret 1995 tersebut.

-Evan Dimas adalah sosok gelandang modern timnas Indonesia setelah era Bima Sakti dan Ponaryo Astaman berakhir ataupun di tengah belum pulihnya Ahmad Bustomi. Meski berpostur kecil, tak jarang pemain yang mengidolakan Firman Utina itu melakukan body ball dengan pemain lawan sebagai usaha dirinya menguasai bola untuk mengambil alur permainan. Secara skill, dirinya bisa dikatakan sebagai deep playmaker komplit yang mampu menjaga transisi permainan tim dari menyerang ke bertahan .

Author: Bolanesia