Pelatih tim nasional Indonesia, Alfred Riedl, telah memanggil 47 nama yang akan menjalani seleksi dan pemusatan latihan guna menghadapi ajang Piala AFF 2016 akhir tahun nanti. Dari ke-47 nama yang dipanggil, sebagian besar diisi oleh nama-nama pemain muda yang sempat mengisi skuat Timnas U-23 dan U-19.
Selain itu, beberapa nama pemain langganan Timnas seperti Boaz Solossa, Samsul Arif, Achmad Jufriyanto, dan Kurnia Meiga masih dipanggil oleh Riedl. Memang dari 47 nama yang dipanggil, dominan masih berasal dari klub-klub ternama di Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 seperti Arema Cronus, Persib Bandung, Sriwijaya FC, dan Mitra Kukar.
Namun, menurut pengamatan Bolanesia.id ada beberapa nama pemain yang layak untuk masuk ke dalam seleksi Timnas karena menunjukkan performa bagus sejauh ini. Tetapi sayangnya tidak dipanggil oleh Riedl. Walau menurut pelatih asal Austria itu, masih ada kesempatan bagi para pemain diluar ke-47 nama yang dipanggilnya. Berikut para pemain yang belum beruntung namun layak dipanggil Timnas:
1. Hamka Hamzah (Arema Cronus – Bek)
Hamka Hamzah saat ini masih merupakan salah satu bek tengah terbaik yang dimiliki Indonesia. Buktinya saat ini Arema Cronus dibawanya menjadi pemuncak klasemen TSC 2016 serta sekaligus sebagai tim dengan pertahanan terbaik. Dibawah komandonya, dari 12 laga yang telah dilakoni, Singo Edan hanya baru kemasukkan 3 gol.
Belum lagi pemain 32 tahun ini merupakan salah satu bek terproduktif dengan telah mencetak tiga gol. Pengalamannya yang berlimpah pun sangat penting untuk Timnas, terutama sebagai mentor bek-bek muda yang dipanggil seperti Hansamu Yama, Yanto Basna, dan rekan setimnya di Arema Cronus, Ryuji Utomo. Karenanya, entah atas alasan apa Riedl sampai tidak menyertakannya ke dalam Timnas.
2. Supardi Nasir (Sriwijaya FC – Bek)
Walau sudah berusia 33 tahun, Supardi Nasir tetap tampil konsisten sebagai salah satu bek sayap terbaik di Indonesia. Penampilannya bersama tim Sriwijaya FC pun cukup baik di ajang TSC 2016. Walau sejauh ini baru menciptakan satu assist untuk Laskar Wong Kito, tapi kepemimpinannya sebagai kapten tim jelas menjadi nilai plus.
Dibawah komandonya, sejauh ini Sriwijaya FC masih bertengger di papan atas klasemen dan merupakan calon kuat peraih gelar juara. Apalagi Supardi terkenal dengan tusukan-tusukannya di sisi kanan dalam membantu serangan-serangan Laskar Wong Kito. Jelas mungkin mantan pemain Persib Bandung ini masih layak untuk masuk ke Timnas dan bersaing dengan bek-bek sayap lain yang lebih junior seperti Ahmat Alfarizi, I Putu Gede, dan Syaiful Indra Cahya.
3. Raphael Maitimo (Arema Cronus – Gelandang)
Dari ke-47 nama pemain yang dipanggil ke Timnas, memang tak ada satupun nama pemain naturalisasi. Entah apa yang menjadi alasan Riedl terhadap keputusannya itu, tapi seharusnya dia memanggil satu nama pemain naturalisasi yang tampil bagus di TSC 2016 yakni Maitimo. Permainannya sejauh ini bersama Arema Cronus memang ciamik. Pemain kelahiran Belanda itu merupakan otak penting lini tengah Singo Edan dalam menjadi pemuncak klasemen sementara.
Raihan satu gol dan dua assists Maitimo sejauh ini adalah bukti dirinya masih mampu tampil konsisten. Pemain berusia 32 tahun ini adalah penyeimbang sekaligus penghubung lini belakang dan lini depan Singo Edan. Jelas jika ditambah dengan kemampuannya bermain di berbagai posisi, dirinya masih layak untuk mendapat kesempatan bermain kembali bersama Timnas.
4. Slamet Nurcahyo (Madura United – Gelandang)
Usianya memang sudah 33 tahun. Namun penampilan Slamet Nurcahyo bersama Madura United sejauh ini menunjukan jika dirinya masih layak bermain untuk Timnas. Raihan tiga gol dan satu assist dari sebelas penampilan bersama Laskar Sape Kerrab menunjukan bukti konsistensinya.
Dirinya juga merupakan kreator serangan-serangan timnya sehingga saat ini bisa menjadi tim paling produktif di TSC 2016. Karenanya mungkin dibanding nama lain di lini tengah seperti Zulfiandi atau Rahmat Hidayat yang tidak bermain reguler, Slamet jelas lebih layak dipilih oleh Riedl.
5. Patrich Wanggai (non klub – Penyerang)
Pemain yang baru saja menyelesaikan kiprahnya di Liga Timor Leste ini perlu menjadi pertimbangan Riedl untuk mengisi lini depan Timnas. Pasalnya, Patrich Wanggai berhasil menorehkan 10 gol kala bermain bersama Karketu Dilli FC di liga negara tetangga itu. Jelas ditengah melempemnya para bomber Indonesia di ajang TSC 2016, pemain asli Papua ini bisa menjadi solusi.
Pemain yang pernah membela Sriwijaya FC ini sebelumnya juga merupakan langganan Timnas sejak dari level Timnas U-23. Pemain berusia 28 tahun ini mungkin bisa menjadi alternatif di lini depan Timnas yang didominasi pemain muda. Lagipula daripada Muchlis Hadi yang baru mencetak sebiji gol atau Lerby Eliandry dengan dua golnya, Wanggai lebih layak mendapat kesempatan.
6. Rudy Widodo (Bhayangkara Surabaya United – Penyerang)
Nama Rudy Widodo jelas layak kembali diberi kesempatan untuk masuk ke dalam skuat seleksi Timnas Indonesia. Pasalnya, saat ini sang bomber merupakan salah satu pemain non-asing yang paling subur di ajang TSC 2016. Mantan pemain Persis Solo itu sejauh ini telah menciptakan empat gol dan menjadi salah satu pilar penting kesuksesan Bhayangkara SU menembus papan atas klasemen.
Tak hanya itu, Rudy juga telah mengemas empat assists di ajang TSC 2016. Jelas itu menunjukkan jika dirinya merupakan bomber yang kreatif. Lagipula, pemain berusia 33 tahun itu juga bisa bermain di posisi penyerang sayap atau gelandang serang. Dengan atribut seperti itu, sosoknya bisa menjadi keuntungan sendiri untuk Riedl.