Bermodal Rasi Bintang, Ini Tujuh Pemain yang Harus Dibawa Riedl ke Piala AFF 2016

Tim nasional Indonesia akan mengawali perjuangannya di Piala AFF 2016 pada 19 November kontra Thailand. Pemain berzodiak Scorpio di tubuh skuat Merah-Putih bisa saja memegang peranan penting untuk kesuksesan tim asuhan Alfred Riedl dalam gelaran sepak bola terbesar di Asia Tenggara tersebut.

Piala AFF 2016 akan resmi dibuka pada 19 November 2016. Berdasarkan sistem rasi bintang, gelaran tersebut mempunyai zodiak Scorpio.

Sepak bola bukan ilmu matematika karena terkadang akal logika pun tidak mampu menjangkaunya. Kini, Bolanesia.id membedah tujuh nama dari 47 pemain yang akan diseleksi dan dirasa mampu membawa roh keberuntungan karena kebetulan memiliki zodiak yang sama dengan gelaran Piala AFF 2016, Scorpio yang mempunyai rentang waktu 23 Oktober-21 November.

1. Shahar Ginanjar (Kiper, 4 November 1990)

Sudah sejak lama Shahar digadang-gadang akan mampu menempati posisi di bawah mistar timnas Indonesia meski ia sempat dipanggil pada 2014 yang lalu. Prestasinya puncaknya tentu ada saat ia berhasil membawa Mitra Kukar menjuarai Piala Jenderal Sudirman 2015 setelah mengenyam banyak pelajaran saat bersaing dengan kiper sekelas I Made Wirawan di klub sebelumnya, Persib Bandung.

Posturnya yang cukup tinggi dan ahli dalam memotong bola atas sebagai nilai lebih tentunya bisa menjadi keuntungan timnas Indonesia bermain di level-level internasional. Dari segi adu penalti, kiper asal Purwakarta itu sendiri memang punya catatan yang cukup bagus saat membela Naga Mekes.

Meski namanya kini agak terpinggirkan dengan kehadiran Geri Mandagi di skuat Mitra Kukar, tentunya dipanggil seleksi timnas menjadi motivasi besar bagi Shahar kembali menunjukkan performa terbaiknya terutama di hadapan pelatih Merah-Putih, Alfred Riedl. Dirinya juga tentu ingin membuktikan sebagai kiper dari Tanah Pasundan yang kini semakin langka kehadirannya di jagat persepakbolaan Indonesia.

2. Rizky Pora (Gelandang, 22 November 1989)

Nama Rizky Pora adalah jaminan akan masa depan sepak bola Indonesia yang tidak akan kehabisan gelandang sarat kreativitas dan enerjik. Di usia yang cukup matang yakni 26 tahun, pemain asal Ternate itu kian menemukan karakter permainannya bersama klubnya saat ini, Barito Putera.

Pora menjadi salah satu gelandang modern di sepak bola Indonesia. Dirinya mampu bermain apik di sentral tengah bahkan bisa ditempatkan di posisi winger mengandalkan kecepatannya. Tak lupa, pemain berpostur 172 cm tersebut juga piawai dalam mengeksekusi bola mati terutama tendangan bebas.

Sosok Alfred Riedl sendiri sudah tidak asing di mata Pora saat keduanya pernah bekerjasama pada periode 2014 yang lalu. Kehadirannya pun dirasa dibutuhkan pelatih asal Austria tersebut yang mengaku membutuhkan pemain dengan karakter permainan yang cepat.

3. Bayu Gatra ( Winger, 12 November 1992)

Bayu Gatra adalah tipe pemain sepak bola yang 100 persen berbau Indonesia. Kecil, lincah, gesit dan tipe petarung merupakan karakter dari pemain Madura United tersebut.

Sejalan dengan hal itu, sejak awal ditunjuk menangani timnas Indonesia, Riedl sesumbar dirinya butuh pemain dengan kecepatan di atas rata-rata. Tentunya, nama Bayu Gatra menjadi sosok yang dibutuhkan pelatih asal Austria itu terutama untuk memantapkan skema permainannya yang memang kerap memainkan bola pendek dari kaki ke kaki.

Pelatih Madura United, Gomes de Oliviera sangat jeli memanfataatkan kualitas besar dari seorang Bayu Gatra baik menjadi seorang pelayan striker hingga juru gedor tim. Bukan tidak mungkin seorang Riedl akan mati-matian mengaplikasikannya ke skuat Merah-Putih terutama saat lini depan mereka menemui kebuntuan berarti dalam hal mengkreasikan peluang ataupun mencetak gol ke gawang lawan.

4. Lerby Eliandry (21 November 1991)

Sudah lama publik sepak bola Kalimantan menunggu putra daerah yang mampu membawa nama harum Pulau Borneo di kancah sepak bola nasional. Kini, representasi itu ada di bomber muda asal Samarinda yang kini berseragam PBFC, Lerby Eliandry.

Sejak awal, penyerang dengan berperawakan kurus ini memang digadang-gadang mampu menjadi salah satu generasi emas timnas Indonesia. Dibesarkan di dunia sepak bola jenjang umur sejak kecil, pemain berusia 24 tahun ini memang tumbuh menjadi penyerang yang disebut akan menjadi penerus Bambang Pamungkas karena visi bermainnya yang dirasa sangat mirip.

Akan menjadi keuntungan bagi Riedl jika benar-benar memberi kesempatan untuk pemain muda seperti Lerby. Ciri khas permainannya yang benar-benar karakter penyerang bernomor punggung sembilan akan menjadi magnet besar bagi bek-bek lawan di kancah internasional seperti Piala AFF 2016.

5. Novri Setiawan (11 November 1991)

Di awal gelaran TSC 2016, nama Novri Setiawan seakan tidak pernah muncul di permukaan. Namun, kepercayaan besar yang diberikan eks Pelatih Persija, Paulo Camargo untuk pemain asal Padang itu mampu dibayar dengan lunas.

Novri mampu menjadi sosok pembeda di lini tengah Persija maupun sesekali membaca transisi permainan dari menyerang ke bertahan. Daya juangnya yang tinggi dan tak takut berduel fisik menjadi nilai tambah selain kecepatannya yang mampu membuat pemain lawan harus memeras keringat lebih banyak di atas lapangan.

Jika Riedl tetap berpatokan dengan memainkan bola dari kaki ke kaki serta mengandalkan agresivitas kecepatan individual pemainnya, tentu nama Novri Setiawan menjadi jaminan mutu untuk dibawa ke Piala AFF 2016. Motivasi sang pemain yang berlipat karena baru pertama kali berseragam Merah-Putih juga dinilai menjadi kekuatan tersembunyi pemain berusia 23 tahun tersebut.

6. Muchlis Hadi Ning (26 Oktober 1996)

Mendengar nama Muchlis Hadi, sontak memori ingatan kita akan tertuju pada momen Piala AFF U-19 2013. Saat itu, dahaga lama publik sepak bola Indonesia yang merindukan sosok bomber seperti Kurniawan Dwi Yulianto muncul dalam pribadi pemain yang kini berseragam PSM Makassar tersebut.

Membela timnas senior tentunya menjadi level tertinggi bagi Muchlis Hadi. Seperti diketahui, pemain berusia 19 tahun itu sudah mengawali karir untuk berseragam Merah-Putih sejak 2012 bersama Indonesia U-17 dengan sederet prestasi yang pernah diraihnya.

Riedl pun sebelumnya sudah secara terang-terangan memberi pujian akan kualitas deretan pemain muda yang ada di PSM khususnya Muchlis Hadi. Bukan mustahil, nama penyerang berpostur 172 cm itu akan diandalkan di lini depan skuat Merah-Putih demi membawa aroma juara Piala AFF U-19 yang pernah diraihnya bersama rekan-rekannya yang juga sedang menjalani proses seleksi seperti Evan Dimas, Hargianto dan Zulfiandani.

7. Andik Vermansah (23 November 1991)

Andik lahir di Surabaya, 23 November 1991. Secara rasi bintang, pemain yang kini membela Selangor tersebut memiliki zodiak Sagitarius selang satu hari perpindahan dari Scorpio yang justru bisa menjadi kartu truf bagi mandeknya permainan dari skuat Merah-Putih di atas lapangan.

Pihak Bolanesia.id seakan berjudi memasang nama Andik untuk skuat yang akan dibawa Alfred Riedl. Di sepak bola Asia Tenggara, pemain didikan Persebaya Surabaya itu sudah menjadi ikon dengan torehan prestasi yang diraihnya bersama Selangor FA begitu juga dengan pengalaman besarnya di level internasional meski masih berusia relatif muda.

Akan menjadi kesalahan besar bagi Riedl jika tidak membawa pemain sekaliber Andik. Sebelumnya, pemain bertubuh mungil itu memang sudah mengutarakan janjinya untuk mati-matian menarik perhatian eks Pelatih Vietnam tersebut termasuk siap ditempatkan di segala ini sesuai dengan kebutuhan formasi skuat Merah-Putih ditambah karakternya dengan daya tarik pesepakbola asal Jawa Timur yang terkenal ngotot dan cerdik.

Author: Bolanesia